Kamis Putih ini menandai dimulainya Tridum Paskah. Pada hari ini kita merayakan perjamuan Malam Terakhir yang dilakukan Yesus bersama dua belas Rasul dan pendirian Sakramen Ekaristi di mana Yesus mempersembahkan tubuh dan darah-Nya sendiri dalam rupa roti dan anggur. Perayaan Ekaristi Kamis Putih tahun 2023 ini dilakukan serentak di Paroki St. Antonius dari Padua Medan pukul 19.00 WIB, baik di stasi juga di Gereja Paroki. Di Gereja Paroki Perayaan Kamis Putih di pimpin oleh Parokus RP. John Rufinus Saragih, OFMCap. Dalam homilinya beliau menyampaikan beberapa poin yang perlu kita ketahui dan renungkan dari perayaan ini adalah sbb:
- Pelembagaan Awal Mula Ekaristi, Misa atau perayaan Ekaristi adalah warisan Yesus sendiri. Setiap kali kita mengikuti Misa, bagian Doa Syukur Agung sebenarnya mengenangkan kembali apa yang dilakukan Yesus pada perjamuan malam terakhir.
- Inisiasi Imamat Para Imam, Kamis Putih ini juga merupakan pesta imamat bagi para Imam. Karena Pada perjamuan terakhir inilah untuk pertama kalinya Yesus mewujudkan peran-Nya sebagai imam. Pada Perjamuan Malam Terakhir, Yesus juga meletakkan dasar sakramen Imamat. Yesus memilih para rasul-Nya sebagai imam-imam dan uskup-uskup pertama, serta memberi mereka kuasa untuk mempersembahkan kurban Misa.
- Ketiga, Pembasuhan Kaki. Dalam tradisi Yahudi membasuh kaki adalah perbuatan seorang hamba kepada tuannya. Itu adalah symbol keramahan/penghormatan dari tuan rumah kepada tamunya yang punya martabat yang tinggi.
- Keempat, Pemindahan Sakramen Maha Kudus, Pada Perayaan Kamis Putih upacara penutupan dan berkat diganti dengan pemindahan sakramen Maha Kudus dalam sibori dari altar (tabernakel) ke tempat yang sudah disiapkan dengan baik dan pantas oleh petugas liturgi Gereja. Ini menyimbolkan perjalanan Yesus ke taman Getsemani yang ditemani oleh murig-Nya. Ia mau menyongsong sengsara dan wafat-Nya.
- Kelima, Tuguran yang artinya berjaga-jaga, Pada malam kamis putih ini kita akan berjaga-jaga bersama Yesus yang saat itu sedang berdoa kepada Bapa di Taman Getsemani. Pada saat tuguran ini kita berdoa bersama-sama Yesus dan menemani Yesus menantikan saat saat dimulainya penderitaan yang harus Ia alami. Tuguran tidak sama dengan begadang yang sering disalahartikan sehingga umat kadang membuat hiburan/rekreasi atau bakar-bakar. Keheningan dan kekhusukan harus dijaga.
Selamat merayakan dan merefleksikan hari Kamis Putih ini. Amin !!!!